Karya Sastra Melayu Klasik
Karya sastra melayu klasik adalah prosa lama yang lahir sebelum angkatan Balai pustaka – yang ceritannya berisikan tentang kehidupan para raja beserta keluarga dan berlatar istana sentris. Krya sastra melayu klasik masih sangat kental mengandung nilai – nilai agama, moral, budaya dan nilai – nilai luhur lain yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan. Walaupun sebagian orang mengatakan membaca karya sastra melayu klasik itu sangat membosankan, tetapi bagi seseorang yang sangat cinta bidang kesusastraan maka karya sastra ini adalah termasuk salah satu karya sastra yang paling mudah dari segi bahasa dan paling unik dibanding karya sastra lainnya.
Salah satu jenis karya sastra melayu klasik adalah hikayat. Biasanya karya sastra ini ceritannya berakhir pemeran utama dianggkat menjadi raja atau orang yang dimuliakan.
A. Mengidentifikasi Karakteristik Sastra Melayu Klasik
Karya Sastra melayu klasik memiliki ciri khas yang berbeda dengan karya sastra lain. Ciri khas yang dimiliki tersebut dinamakan karakterisrik . jal itulah menjadi keunggunlan dan daya tarik tersendiri yang dimiliki prosa ini dibandingkan denagn karya sastra lainnya. Dan di antara yang membangun karakterisrik tersebut terdapat ciri – ciri dan sifat – sifat dari karya sastra melayu klasik.
Adapun ciri – ciri karya sastra melayu klasik
1. Isi ceritannya berkisar pada tokoh raja – raja dan keluarganya ( Istana Senris )
2. Bersifat pralogis, yaitu memiliki logika tersendiri yang tidak sama dengan logika umum, atau disebut juga fantasis.
3. mempergunakan banyak kata arkais misalnya, hatta, syahdan, sahibul hikayat, menurut empuhnya cerita, konon dan tersebutlah perkataan.
4. Tema dominan dalam hikayat adalah petualangan, biasanya di akhir kisah, tokoh utamnya berhasil menjadi raja dan orang – orang yang dimuliakan.
5. Nama pengarang biasanya tidak disebutkan lanonim).
Selain ciri – ciri, hal yang ikut membangun karakteristik karya sastra melayu klask adalah sifat –sifat itu adalah :
1. Sastra lama bersifat komunal yakni milik bersama
2. pada umumnya sastra lama bersifat anonim yakni tidak diketahui nama pengarangnya.
3. Sastra lama bersifat kurang dinamis yakni gerak perubahannya sangat lamban jika dilihat dari sudut masyarakat sekarang, seolah – olah kelihatan statis.
4. Pada umumya sastra lama tidak kurang rasional karena kejadian – kejadian yang digambarkankurang masuk akal.
5. Pada Umumnya sastra lama bersifat istana sentas.
6. Pada umunya sastra lama bersifat didaktis yakni bersifat memberikan pengajaran / pendidikan kepada para pembaca, baik didaktif moral maupun didaktif religius.
7. Pada umumnya sastra lama bersifat seimbolis karena kebanyakan ceritannya disajikan dalam bentuk lambang.
8. Sastra lama bersifat tradisional yakni sifat mempertahankan kebiasaan atau adat untuk tetap berlaku sesuai dengan keadaan jamannya.
9. Sastra lama bersifat klasik imitatif yaitu sifat kebiasaan tiru meniru yang tetap saja turun temurun.
10. Sastra lama sebenarnya tidak menceritakan manusia tetap menceritakan sifat – sifat universal mausia misalnya sifat – sifat baik, jahat, cerdik bodoh, adil, alim, dan lain sebagainya.
B. Macam – macam Sastra Melayu Klasik
Sastra melayu identik dengan sastra lisan, katakan demikian karena sastra melayu adalah sastra hidup, dikatakan dari mulut kemulut. Sastra lisan ini terdiri atas 6 warna. Kiarya – karya sastra melayu tersebut mengandung ilai – nilai kehidupan sesuai dengan jenisnya.
Berikut dijelaskan satu persatu jenis karya sastra Melayu tersebut :
a. Mantra
Mantra adalah perkataan ( ucapan ) yang dapat mendatangkan daya ( kekuatan gaib ). Mantra dibuat dan diucapkan oleh seseorang yang disebut pawang.
b. Etiologi
Etiologi adalah cerita tentang asal usul nama benda, nama tempat, atau suatu keadaan atau suatu peristiwa. Cerita jenis ini timbulnya karena orag tua menghadapi pertanyan – perytanyaan anak kecil yang belum dapat berpikir secara logis.
c. Teka - teki
Teka – teki merupakan bahasa berkias, dimana ada sesuatu yang disembunyikan, yaitu isi dan maksudnya. Hal ini sesudai dengan bangsa melayu yang gencar menyatakan sesuatu secara tidak langsung.
d. Fabel
Fabel adalah cerita mengenai binatang yang dianggap sebagai manusia, dapat beripikir, berperasaan, berprilaku seperti manusia. Pada umunya fabel mengandung sindiran perilaku manusia atau mengandung unsur pendidikan moral.
e. Cerita Jenaka
Cerita jenaka adalah cerita yang mengandung unsur jenaka / humor.
g. Cerita Pelipur Lara ( CPL )
Cerita pelipur lara adalah cerita yang bermaksud menghibu orang – orang sedang sedih, terutama kaum ramaja yang sedang terkena asmara ( PL selalau berkaitan dengan hubungan muda – mudi, yaitu pemuda yang mencari pasangannya dengan mengalami berbagai rintangan tetapi selalu berakhir dengan kebahagiaan. Tukang cerita pelipur lara disebut Paruang.
C. Membaca Contoh Teks Ringkasan Cerita Sastra Melayu Klasik
Lebai Malang
Lebai malang bingung. Dalam saat yang sama, ia harus menghadiri dua undangan, Di kampung Hulu, Haji Abas mengawinkan putrinya, Di kampung Hilir, tersohor dengan gulai kambingnya dua – duannya berlangsung pada hari dan jam yan sama.
Lebai malang menimbang – nimbang. Kampung hulu terkenal dengan kare ayamnya. Kampung hilir terkenal tersohor dengan guali kambingnya. Dua – duannya kesukaan lebai malang.
Lebai malang mengatur siasat. Lebih baik saya berperahu kekampung hulu dulu. Setelah makan dengan kari ayam lalu saya akan pergi kekampung hilir. Disana menanti gulai kambing terbit air liurnya membayangkan hal itu.
Pukul 11. 00 lebai malang berangkat kepesta. Mula – mula ia menuju kampung hulu. Ditengah perjalanan ia teringat akan gulai kambing di kampung hilir. Diputarnya arah perahunya ke kampung hilir.
Di tengah – tengah perjalanan kekampung hilir, lebai malang membanyagkan kari ayam, ”jangan – jangan kari ayam itu habis bila saya terlambat, ” lebih baik saya ke kampung hulu terlebih dahulu : dputarnya pula arah perahunnya ke kampung hulu ”
Karena bimbang. Lebai malang terlambat, ia sampai ke kampung hulu pukul 15.00. pesta sudah berakhir kari ayam yang di idamkan sudah habis. Cepat – cepat ia pergi ke kampung hilir. Disana pun terlambat. Pesta telah usai. Hasrat menyantap gulai kambing pun tidak terlaksana.
D. Unsur – unsur Karya Sastra Melayu Klasik
Dilihat dari unsur – unsurnya, naskah sastra melayu klasik juga emiliki tema, tokoh, sudut pandang, alur amanat dan nilai – nilai, seperti halnya naskah sastra cerpen dan novel. Setelah anda membaca karya sastra melayu klasik tersebut, tentu kita dapat menemukan struktur atau unsur – unsur karya sastra melayu klasik. Struktur karya sastra melayu klasik hampir sama dengan karya sastra lainnya, seperti tema amanat, alur, tokoh, latar dan sudut pandang.
Tema adalah dasar cerita sebagai titik tolak pengarang dalam menyususn cerita. Sebelum menyususn cerita, pengarang haruslah menentukan temanya terlibih dahulu.
Amanat adalah pesan – pesan yang ingi disampaikan pengarang kepada para pembancanya.
Alur atau plot adalah struktur penceritaan yang didalamnya berisi rangkaian kejadian atau peristiwa yagn disusun berdasarkan hukum sebab akibat serta logis. Alur tersebut ada yang berupa alur maju, alur mundur, atau alur campuran.
Pertokohan adalah cara pengarang dalam melukiskan tokoh tokokh dalam cerita yagn diciptakannya.
Latar atau setting merupakan tempat, waktu dan keadaan terjadinya suatu peristiwa.
Sudut pandang atau point of view adalah bagaimana cara pengarang menempatkan dirinya dalam cerita yang ditulisnya.
Sudut pandang ini terbagi menjadi dua, yaitu pola orang pertama adalah kata aku, saya, kami, pola orang pertama ini dapat terbagi menjadi tiga macam, yaitu pengarang sebagai tokoh utama, pengarang sebagai pengamat tidak langsung, dan pengarang sevagai pengamat langsung.
E. Perbedaan Novel Terjemahan
Dengan Karya Sastra Melayu Klasik
Novel terjemahan adalah karya sastra yang berasal dari luar negeri dan di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Dipandang dari beberpa aspek novel terjemahan dengan sastra melayu klasik memiliki perbedaan – perbedaan. Diantaranya adalah dari segi ciri – ciri.
Adapun ciri – ciri novel adalah sebagai berikut
1. Terdiri atas jumlah halaman yang cukup banyak
2. Dibangun oelh unsur – unsur intrinsik dan ekstrinsik
3. Menjajikan permasalahan lebih terperinci dibidang hikayat
4. cerita lebih masuk akal
5. Pemeran orang biasa
6. Latar biasa dimana saja tidak terbatas
7. Jarng menggunakan kata Arkais
Dari ciri -ciri novel diatas sangat dapat kita lihat perbedaan antara novel terjemahan dengan sastra melayu klasik yang ciri- cirinya kita bahas sebelumnya. Selain dari segi ciri – ciri dari segi pesan – pesan yang disampaikan juga sangat berbeda. Sastra melayu klasik yang masih sangat kental terikat oleh moral, sosial budaya dan adat istiadat Indonesia kuno. Sangat berbeda dengan novel terjemahan yang memiliki sosial budaya dan adat – istiadat yang sesuai dengan negaranya masing – masing yagn bertolak belakang dengan adat – istiadat Indonesia.
Selain perbedaan novel terjemahan dengan sastra melayu
Klasik liga memiliki kesesamaan. Yaitu dari segi unsur – unsur yagn terkandung di dalmnya. Unsur intirinsik maupun unsur intirinsik.
Dari beberapa sumber yagn di dapatkan bahwa Novel terjemahan lebih banyak di sengangi masyarakat di banding kerja sastra melayu klasik.
Dari pembahasan – pembahasan yagn telah dilakukan dapat kita simpulkan bahwa karya sastra melayu klasik adalah termasuk prosa lama yagn masih sangat terikat dan mempunyai karakteristik tersendiri. Sastra melayu klasik masih sangat kental mengandung pesan moral. Nilai – nilai sosial budaya, dan adat – istiadat daerah.
Sastra melayu klasik sangat berbeda dengan novel terjemahan. Dilihat dari segi ciri – ciri maupun nilai – nilai yang terkandung didalamya. Walaupun di satu sisi memiliki kesamaan yagn dilihat dari segi unsur intirinsik dan ekstrinsik.
Dalam penyebarannya novel terjemahan masih lebih banyak disukai di masyarakat di banding sastra melayu.